Sunday, November 4, 2012

Mufakat

Pernah bertanya-tanya kenapa seminggu itu dimulai Senin? Kenapa setelah 6 pasti 7? Atau kenapa bulan keempat itu April? Itu semua adalah mufakat para orang terdahulu sebelum kita. Orang dulu berkumpul, membahas, mencari nama-nama itu, mencari filosofi paling mulia, dan bersepakat.

Sebenarnya semua itu mufakat. Aturan yang dibuat di dunia ini semuanya hasil mufakat. Ilmu pun juga begitu, kenapa 3x7=21 atau kenapa dalem paru-paru yang memfilter udara namanya alveolus kenapa bikin video porno di taman kota itu tidak etis dan kenapa kenapa lainnya itu mufakat. Mufakat terbaik untuk kebaikan yang paling baik untuk manusia, sementara ini.

Bermufakat dengan orang lain tidak sesederhana ‘ya’. Seseorang mempunyai tujuan untuk dipertahankan, kita juga mempunyainya. Seseorang mempunyai masa lalu untuk diteladani, kita pun. Seseorang mempunyai kondisinya sendiri-sendiri, sama dengan kita. Bagaimana cara bermufakat yang kedua berasa menang?




Mari mengeri apa yang dimaui teman bermufakat kita. Dengarkan ide-ide mereka, cerna, pikirkan, putuskan. Tidak ada ide yang jelek yang ada hanya ide yang belum terpakai, tulis Yoris. Mari buat ide itu seterpakai mungkin dengan cara membesarkan wawasan kita, pengetahuan, dan hati kita. Semakin besar wawasan, pengetahuan, dan hati akan membuat kita mudah mencerna ide dan akan mudah bermufakat, setidaknya lebih cepat dalam bermufakat. Ibaratkan saja wawasan, pengetahuan, dan besarnya hati itu adalah titik-titik yang membuat bangun-bangun ini. Dengan sedikit titik-titiknya, sudut yang dibuat akan semakin kecil semakin lancip, jika dikenai orang lain akan lebih sakit dibandingkan dengan bangun yang bertitik banyak, dengan sudut yang tumpul akan membuat itu tidak sakit. Sejatinya lingkaran itu adalah bangun segi enam, segi delapan, segi enam puluh lima yang titik-titik pembuatnya begitu banyak hingga garis-garis yang menghubungkan titik tidak terlihat lagi. Semakin banyak titik, semakin melingkar, semakin tidak sakit mengena orang.

Disamping itu semua, tidak ada yang lebih penting dari bermufakat diri sendiri. Sering lebih susah bermufakat dengan diri sendiri daripada orang lain. Silahkan ambil mufakat yang paling mendekatkan diri kita dengan tujuan kita, tujuanmu membentukmu. Dan mufakatlah jika kita tau tujuan itu sudah di depan kita delapan langkah, majulah langsung delapan langkah tidak usah belok kanan belok kiri, waktumu kita tidak banyak. Mas Adin –kakak angkatan- yang berujar tentang berjalan lurus ke tujuan itu.

Mufakat yang tidak bisa kita tahu maksud dan tujuannya itu hanya mufakat Tuhan dengan diriNya. MufakatNya belum mufakat. Masih harus menunggu waktu untuk mengetahui mufakat antara Tuhan dengan Malaikat Izrail kapan kita kembali mengarwah. Masih harus menunggu waktu untuk mengetahui mufakat Tuhan dengan takdir seseorang yang akan menjadi sandingan di foto ruang tamumu kelak.

Mari kita berjalan lurus ke tujuan kita, menjadi lingkaran, dan berpasrah hidup kepada Tuhan, karena mufakat Tuhan tentang kita, hanya tinggal waktu saja. Mufakat ya?

Monday, October 15, 2012

Angin Berhemus Bercabang

Barusan buka email dari Isna, hasil rapat sosialiasi universitas buat wibhakta angkatan XXIX, dibuatin anak-anak fresh graduate, kami. Setelah mengamati beberapa poin tiba-tiba sampai ke "iuran panitia: 5000". Bukan besar kecilnya, tapi ini yang buat siapa, untuk siapa, yang butuh siapa, tapi yang iuran siapa.

Judul postnya mirip sama liriknya Payung Teduh yang Angin Pujaan Hujan, emang baru suka-sukanya Payung Teduh. Nggak ada hubungannya sih, but never mind yoben. Jangan heran baru jalan diem tiba-tiba "sang pujaan tak jugaaa dataangg angiin berhembus bercabangggg rindukuuuu berbuah lahhharraaaa." Amit-amit jadi kenyataan. Bentar aja deh sukanya.

Yang ikut rapat-rapat itu yang dulunya anak dekil organisasi, berangkat pagi jam 6.30 nempel pamflet, di kelas tidur ngiler, istirahat ngacir rapat kilat, pulang kumpul, baru pulang ketika parkiran butuh senter, sampe rumah ditawarin orang tua pindah sekolah karena ini niat sekolah apa enggak. Nggak segitu juga sih, nggak semua memenuhi itu, rata-rata cuma 1 sampe 2 kriteria diatas. Buat apa sih? Mau-maunya gitu. Ini investasi, investasi pengalaman dan investasi persaudaraan. Wih *kipas-kipas

Emang organisasi itu perlu dipelajari sembari belajar materi kurikulum. Kadang orang-orang organisasi sebegitu kritisnya sampe tanya "ngapain aku sekolah?" "ngapain harus belajar ini kalau enggak dipake?" "ini tugas segini banyak terus langsung paham gitu?" dan pengkritis-pengkritis lainnya. Ujungnya, ada yang bisa lulus memuaskan, lulus memalukan. Ternyata, walaupun cara yang harus ditempuh itu tidak disukai sama sekali, jika emang itu prosedurnya, ya harus jalani. Kita tidak bisa berbuat banyak sekarang, jadi thrive under it *anak FM, ndro!

Setelah kapok mengkritisi segala keadaan, aku mau kalem di fase ini. Fase kuliah mau aman tentram damai walaupun dosen-dosen mengompori mahasiswa agar mengompori mahasiswa lain untuk mengompori pemerintah untuk mengompori kebijakan yang diambil. Mengompori-ception. Mengompori didalam mengompori. Cukup, Pak!

Prinsipnya mau organisasi yang disukai aja ini di kuliah. Kan mau lulus muda, ndro. Investasi yang dulu jadi hobi sih tetep perlu dilakukan, nyatanya juga banyak orang yang bisa investasi itu tanpa organisasi. Lamanya investasi yang sampe angin pun bercabang ini semoga berhasil. Amin.

PS: Sertakan nama dicomment nanti kalo investasi berhasil sukses bakal dapet traktiran. Serius.

Thursday, October 4, 2012

QA: Meisza Adilla Herssy

Meisza Adilla Herssy, dipanggilnya Echa (@MeiszAdilla) nggak ada asap nggak ada apa tiba-tiba sms pengen wawancara. Dia anak hijab, salah satu foundernya hijab Banjarmasin. Daripada cuma glundang-glundung dijawab aja.


1.       Hello! Assalamualaikum
Waalaikumsalaaaammm *salim

2.       Please introduce youself!
Myself? Fatkhurrahman Firmansyah, 18 years old, first year colleger on psychology at ahmad dahlan university, mata kuliah favorit ilmu budaya dasar, omnivora makan apa aja, baru suka-sukanya ngeker-ngeker lewat lubang sempit sama nggambar-nggambar tetangga sebelah.

3.       What your activities now?
Siang makan lotek kalo malam minum teh. Kuliah, nulis-nulis di blog, baca-baca, gambar-gambar, foto-foto, edit-edit, desain-desain, semedi, tidur, a lot thing to do!

4.       When did you start to have blog?
Kalo ngeblog nulis-nulis ngepost-ngepost udah lama, di Friendsterku udah ada blognya walaupun isinya cuma dua hahahaha. Punya blog itu banyak dalam blospot apa tumblr apa macem-macem, tapi yang ditelateni itu, dikit hehehe.

5.       Why you really like design?
Karena dia suka traktir es pisang ijo hahahaha. Nggak tau kenapa, sama kaya anak kecil coret-coret tembok, seneng aja :D. Tadinya malah mau masuk ISI jurusan desain, daripada semakin gondrong dan udah diterima di psikologi, yaudah hehehe.

6.       Who is your inspiration in design?
Setiap orang memberi inspirasi, gede ataupun kecil, dalam bentuk apapun. Yang bener-bener “oh dia inspirasiku!” gitu nggak ada. Mungkin dikit oleh Mas Farid Stevy (@faridstevy), Ms Abe Guempel (@asyerabe) sama adeknya, Mas Jojon (@yulianzone), Mbak Mumu (@mutialhanan), Mbak Castella Natalia (@castellanatalia), Mas Aldy (@AldySalimB), dan banyak lainnyaaa

7.       What kind of design you like most?
Aliran desain maksudnya? Nggak ada! Hahahaha. Asal enak diliat, valuenya ada, unik, komunikatif, desain ya desain, mau itu aliran apa ya itu desain!

8.       And the last, what your plans from today to 10 years later?
Minta doanya ya, rencana mau lulus cepet sekitar 3,5 tahun IP 3,7 3,8; Langsung lanjut S2 insya Allah minta doanya amin beasiswa luar negri amin; Lanjut kerja konsultan PIO; Punya cafĂ© namanya ‘The Retreat’; Punya rumah yang udah ada dibayangan; Travelling ke semua benua; Nonton bola langsung di camp nou; Nonton bola langsung di anfield; Punya konsultan, biro desain; Menikah segera; Istrinya muslimah; Anaknya 2; (GILE NDRO UDAH DETAIL AJA NI ANAK-ANAK SEGALA); Mobilnya combi; Motornya vespa; Hidup lebih lahir dan batin; Amin. Yang habis baca ini bilang amin, anakmu besok mentri!

Tuesday, October 2, 2012

Berlabuh

Aku salah satu fans perahu kertas, yang menurutku sampai saat ini masih jadi film adaptasi dari novel terbaik! Yang mau klik kanan save as wallpapernya silakan :D



What a melodrama. Enjoy!

Monday, October 1, 2012

Ungu Unyu Psikologi

Ini ada wallpaper/ background/ tampilan belakang tema Psikologi 2012. Silakan download silakan tiga-tiganya. Klik kanan terus save image as hueheheh.



Enjoy!

Thursday, September 13, 2012

Siti



Seperti kebohongan yang selalu ditutupi kebohongan lain, pikiran positif seharusnya begitu juga. Hidup kita ini tidak sendirian. Ada yang selalu ada didekat kita. Yang sangat dekat dengan jiwa dan mental bahkan lebih dekat dari jarak jari dengan mousemu atau jempol dengan keypadmu. Gusti mboten sare. God never die. Hidup ini diaturNya. Sebelum kita turun di dunia, kita sudah diberikan jodoh, rejeki, dan mati. Allah tidak akan mengubah takdir makhlukNya jika makhlukNya tidak berusaha. Setidaknya kita dimulai dengan berusaha positive thinking, khusnuzan, be thankful, atau tansah syukur.

Friday, August 17, 2012

Sugeng

Sugeng riyadi. Salah untuk lebih baik. Maaf untuk hati bersih. Duileh.

Friday, July 27, 2012

Semoga Selamat Sampai Tujuan


Petang itu dingin, seperti Jogja akhir-akhir ini yang katanya sampe 17 derajat. Pergi berlalu setelah buber, karena maunya cepet, solatnya di mushalanya SMA 11. Terpaksa ngebut dingin-dingin karena waktu isya dan taraweh udah mepet, nggak mau ketemu sama yang berangkat taraweh awal, malu. Selesai solat jamaah tiba-tiba ada bapak-bapak di belakangku memanggil, suaranya lirih, bergetar, tapi terdengar tegar.

Bapak itu tanya, jalan mana yang paling cepet ke terminal giwangan, karena bingung juga aku jawab pake trans jogja saja, tapi dia menolak, karena dia sambil nuntun motor. Saat ditanya ada apa, ternyata bapak itu motornya rusak, rusak karena oli samping perlu diganti katanya. ‘Tiga kilo ada mas dari sini?’. ‘lebih pak, ya 10 kilo pak paling enggak’. ‘Tadi saya udah lewat bengkel situ mas, ya kali-kali aja ada oli bekas mas bisa diminta, masukin motor biar bisa jalan lagi, tapi nggak bisa, harus beli yang satu kalengan itu mas’.

‘Karena uang saya tinggal 2000 mas’, dia bilang. Ternyata dia disini baru memulai usaha, menjual makanan kecil-kecilan, dia kost di daerah Jombor, aslinya Malang, dan kostnya, baru saja habis dibobol maling. ‘Masya Allah kenapa ya motor saya juga tiba-tiba macet.’ Bapak itu mau pulang ke Malang. Atas saran orang yang dia temui sebelum aku, motornya dititipin di giwangan, nanti ke Malang nebeng truk-truk lewat. Dengan sisa tawakal dan kepercayaan, badan besarnya berlalu dari gapura masjid menuntun Suzuki tuanya menuju rumah.

Terlepas itu tipu-tipu atau bukan.

Kotak Suara Bergambar


Momen puasa emang paling pas bareng temen-temen. Banyak yang berangkat ngaji bareng, maghrib bareng, taraweh bareng, nggak tau juga kalo sahur bareng. Petang itu denger anak-anak dan candanya lewat depan rumah, tiba-tiba tawa mereka pecah setelah ada salah satu dari mereka yang jatuh. Ngakak deng bukan ketawa. Walaupun cuma jatuh bruk biasa, ada sakitnya dong dikit. Generasi OVJ, tertawa diatas jatuhnya orang lain, ngakak diatas musibah orang lain.

Sebenernya semua berawal dari kotak kecil yang mengeluarkan suara dan gambar, tv. Tv itu banyak yang bilang salah satu cara propaganda bangsa barat. Di tv semua berawal: pembuatan isu, pengalihan isu, pembelokan fakta, membuat opini publik, hiburan lalala-yeyeye, hiburan tarakdungces, ftv di Jogja dan Bali, dan banyak lagi. Emang nonton tv itu perlu, tapi idealnya cuma 2 jam per hari.

Sebenernya kita itu punya hak sama tv kita, mau dinonton, apa enggak. Atau sekarang kewajiban nonton. Kalo enggak nonton infotainment kaya berkurang umurnya. Kalo enggak nonton drama korea kaya kangennya sama mantan kucing yang ditinggal mati. Kalo enggak nonton barca, berasa kaya kehilangan hape (aku). Horotoyoh.

Bapak pernah cerita, mahasiswanya ada yang mengajukan naskah sinetron ke seorang produser, tanpa ada perselingkuhan, tanpa ada marah-marahan, tanpa ada tragedi. Pokoknya isinya cuma seneng damai sejahtera. Langsung ditolak mentah-mentah sama produser. Karena bagi produser yang kaya gitu nggak ada isinya, nggak laku.

Sampai AS Laksana bilang, ‘ketika ada acara yang lebih baik lebih inspiratif, banyak yang lebih memilih merendahkan kecerdasan sendiri dengan menonton yang seperti itu.’

Thursday, July 19, 2012

Elektronika Canggih


BlackBerry diprediksi bakal punah tahun 2015. Padahal baru happening 2010 kesini. Cepet banget dunia berubah. Perubahan yang kalo diikuti malah menyengsarakan. Perubahan handphone sangat cepat. Handphone ada awalnya cuman buat alat komunikasi. Semakin kesini semakin banyak fitur. Teknologi malah tidak membuat sederhana.

Teknologi itu lama-lama juga semakin lucu. Dunia maya, dunia yang kasat mata dan tidak nyata, lama berganti. Mana yang maya mana yang nyata. Contoh lucu: beberapa orang berada disuatu tempat yang sama semua sibuk sama hp masing-masing.

Bahkan ada salah satu sindrom baru namanya nofonphobia. Sindrom nggak bisa lepas pegang hp. Bahkan tidur juga ngetik sms/ bbm. Pernah bayangin dulu sebelum ada hp gitu cara orang dulu mengusir kecanggungan pake apa? Selama nunggu ngapain? Kalo ngrundel dimana? Tanpa pegang hp nggak bikin kita matik.

Pada dasarnya teknologi itu membantu kita, bukan menuntun kita. Selalu ada alasan dan tujuan dibuatnya teknologi dan inovasi , seperti adanya alasan kita turun ke dunia ini.

Saturday, July 14, 2012

Gile, Mahasiswa!


Gile ndro udah mahasiswa ndro. Tapi mimpi masuk UGM nggak kesampaian. Mana janji manismu GO gitu ya. Ada yang bilang yang SNMPTN ini rada ganjil karena uang mainlah, gara-gara masukin banyak yang luar jogja karena sempet dicibir dulu pas pemilihan rektorlah, gara-gara titiplah apalah, ya namanya juga orang kecewa, namanya orang dicampakan, gagal ya mari kita terima gagal, mau apa yang terjadi ya itu udah terjadi, rencana Tuhan lebih indah daripada gagal SNMPTN.

Pernah dulu masa pulang malem, pas dicap rumah itu cuma tempat transit, pas hot-hotnya GPBT 2011, pensi itu, aku sama Qodri nunggu Bu Budi di pendopo rumahnya. Kata pembantunya Bu Budi baru jagong, karena deadline ketat, konsul malem itu tetep jalan dan nunggu Bu Budi sedatengnya. Bukan ini bukan mau cerita horor. Nunggu dari habis maghrib, kami ngisi perut dulu di angkringan depan sambas, langganan baru-baru itu. Kita sampe lagi di pendopo sekitar jam 8, Bu Budi belom dateng juga. Di pendopo ada beberapa ibu-ibu yang baru ngobrol mau latihan nari, gerak-geriknya sih mau buat event. Daripada dingin ngantuk, ngobrolah kita berdua, lama-kelamaan keluar topik mahasiswa, kuliah, kerja, mau jadi apa besok, mau makan apa besok.

Katanya kalo kerja sesuai passion, sesuai yang disuka. Kalo udah gitu nanti uang bakal mengalir entah dari mana. Sesuainya law of attraction sih juga gitu. Obrolan yang mulai menua itu tiba-tiba terhamburkan suara gamelan yang muncul dari tape pojok pendopo. Obrolan terhenti, aku dan Qodri mempesonakan diri untuk melihat lambaian per lambaian. Sekali dua kali tarian diulangi kami masih memperhatikan. Tepat setengah sepuluh satu dari anggota penari baru datang yang emang dari tadi bolong satu polanya. Datang santai dan ibu yang diantar suaminya itu langsung membaur, ibu itu terlihat paling sederhana, diantar dengan astrea dan berjaket dan syal butut, dan yang lain bermobil atau minimal matic keluaran anyar.

Dengan lengkapnya jumlah penari, polanya semakin enak dilihat. Gerakan halus itu begitu membisukan, lambaian pelan dengan sampur itu begitu mempesona. Sempurna, dengan senyum simpul tulus dibalik muka. Passion itu begitu terasa, passion itu begitu terpancar.

Bentar, diksi post ini bikin mendayu sumpah.

Sejak itu aku tau rasanya passion itu, tau atmosfernya, tau hayatnya. Kalo aku ditanya passion itu apa, ya jawabnya senyum simpul tulus dibalik muka penari itu. Berkat itu, ingin mencari passion sebelum masuk kuliah, maksimal tengah kuliah. Mulai mencari bakat dan minat. Mulai mencari kemungkinan jalan menelusuri yang ada hubungannya. Mengerucut dikalimat ‘seneng melihat orang seneng ketika menjadi lebih baik’. Maunya psikologi, desain komunikasi visual, fotografi, atau film maker.

Karena nggak mau pilihan SNMPTN cuma satu, satunya aku pilih komunikasi. Mewartawan. Yang penting masih bisa ‘kerja bebas’ atau membagi kisah bahagia satu orang ke orang lain. Direstui. Desain sama fotografi masuk di DKV, jalur yang pas ISI.  Direstui (awalnya usul bapak juga). Film maker? MMTC. Yang ini enggak direstui, mungkin bapak nggak mau punya peran ganda sebagai dosen dan bapak.

SNMPTN nggak masuk, saat itu ISI belom daftar (karena memutuskan masuk ISI itu belom mantep-mantep), nggak punya cadangan, malem pengumuman itu rasanya pemutusan pengangguran. Besoknya mulai beli formulir ISI dan ikut jalur PMDK psikologi UAD. Kata bapak paling utama saat ini akreditasinya, kalo A udah masuk pertimbangan pas cari kerja. Walaupun kalo dihadapkan sama akreditasinya, tetep yang unggul nama universitasnya, dan itu yang berusaha dikejar. Semoga aja lancar kuliah terus bisa langsung ambil kuliah profesi di UGM.

UGM  bukan segalanya. Emang karismanya masih diatas universitas lain. Kalo anak SMA Jogja ditanya mau kuliah dimana, jawabnya ya UGM. UGM bisa karismanya segede ini karena tipak jejak para alumnus yang udah tinggi. Universitas senior sih, alumnus udah pada sukses semua. Diatas itu semua emang ada nilai-nilai yang nggak didapetin dari universitas lain, apalah itu pasti langsung kerasa, oh ini anak UGM.

Karena esensi dari pendidikan itu ilmunya, bukan gelarnya. Mas Lambang yang punya aizza computer, lulusan AA YKPN, yang tiap malem sms buat promosi itu, bisa jadi orang kaya muda. Dahlan Iskan, mentri BUMN itu ‘cuma’ punya embel-embel haji. Butet, monolog yang kacamatanya bullet itu DO ISI, juga bisa bikin rumah makan Bu Ageng. Steve Jobs? DO.

UGM bisa seperti ini karena ada perintis. Kita yang nggak masuk UGM ini, adalah perintis almamater kita, entah itu UAD, UPN, UMY, Sanata Dharma, UMS, UII, Amikom banyak lagi. Peluang kita menyamakan ‘derajat’nya sama UGM. Kalo berhasil, wow. Nilai yang ada di UGM itu juga bisa kita dapetin di dunia luar. Dengan catatan kita nggak boleh meratapi lagi ‘aku bukan anak UGM’. Kita perintis, peraih, dan meraih lebih susah dari pada mempertahankan. Mempertahankan apa yang ada dipertahankan anak UGM. Underdog, tanpa pressure, langkah kita ringan langkah kita mudah.

Asal jurusan yang kita ambil sesuai dengan kemauan, sesuai dengan passion itu tadi, mau kuliah dimana juga bisa banget sukses. Kalo kuliah males-malesan seringnya titip absen dan target absen cuma minimal ikut ujian, dari universitas mana aja nasibnya sama semua. Semua orang itu punya kemampuan punya kemauan, cuma belom seluruh potensinya aja keliatan.

Kalo masuk UGM itu mainstream, kamu anti-mainstream sekarang. Setidaknya sampai S1 selesai.

Wednesday, June 27, 2012

Dare to Be Different


Kenapa ada orang yang nggak berani membuat perbedaan. Takut dan khawatir. Takut kepada resiko yang dibuat. Khawatir terhadap hasil yang didapatkan. Padahal tak ada sesuatu yang tidak memiliki resiko. Cuma kita nggak memikirkannya saja. Contohnya aja makan, makan punya resiko: keracunan terus sakit, tersedak masuk saluran tenggorokan terus mati. Resiko bung. Kita hanya tidak memikirkannya, jadi itu tidak akan terjadi. Berani aja, salah itu membuat jadi lebih baik.

Love,
Author.

Monday, June 18, 2012

Keep It Simple

Hari minggu itu hari memakmurkan diri. Perut kenyang, hati senang, dan mandi cuma sekali. Asek. Hari makmur edisi 16 Juni aku ke Solo. Belilah aku gorengan di tempat yang katanya legendaris, bapak cerita suka ke situ dulu sebelum pulang nganter ibuk pulang ke rumah. Eaaa. Emang rasanya enak, nggak usah pake banget. Yang mau nyobain, tempatnya di Keprabon jejernya miroso. Ditengah-tengah beli, ada seorang ibu dan anaknya yang digendong beli disitu. Anaknya gembira banget dan nunjuk-nunjuk gorengan yang dia minta, begitu dapet sumringahlah dia. Semudah itu mendapat kebahagiaan.

Semudah itu mendapat kebahagiaan. Pengen, dateng, dapet, makan, bahagia. Emang pada dasarnya hidup itu sederhana. Tapi semakin tua hidup itu semakin rumit. Rumit karena kita yang bikin itu rumit. Banyak hal yang tidak perlu dilakukan dan itu kita lakukan.

Padahal ini cuma tentanh 'aksi-reaksi' lho. Kamu yang tanam kamu yang tuai. Kamu yang beri kamu yang menerima. Kamu yang cinta dia yang menolak. Eaaa galau meneeeh. Kalau kamu ingin sesuatu yang baik dalam hidupmu, ya lakukan sesuatu yang baik keorang lain. Entah kamu akan dapet balesannya semenit kemudian, sebulan kemudian, nanti sore, atau lusa pagi itu urusan nanti, yang penting bakal dapet.

Karena ukuran simpel tiap orang itu beda, sebelum lanjut kita samakan cinta eh persepsi dulu. 'Cara yang paling gampang untuk mencapai tujuan kita', oke? Sesuaikan saja pada masalah. Contoh, kalau makan laper, ga usah ngetweet segala 'lapeeerr beuuudh nii' atau 'makaaaan aku butuh makaaaan', kalau tujuannya buat kasih kode ke pacarmu sih nggak papa. Nah kebanyakan sih enggak. Nggak akan ngefek ke perutmu. Mau kamu ngetweet pake dinomerin sampe 9875, nggak bakal kenyang. Laper udah makan. Selesai. Nggak sampe 9875.

Sesuatu yang udah terjadi itu nggak bakal bisa dirubah. Karena prinsipnya, cieleh prinsip, 'waktu dan ruang itu tidak bisa ditawar'. Pas kita ngomongin orang biar berubah, selama ngomongin masih di belakang bakal berhasil kalo udah cerita ke 9875 orang, dan orang ke 9875 yang kita ceritain itu, diri dia sendiri. Udah ngomong aja langsung baik-baik selesai. Repot.

Di dunia ini semuanya punya kebalikan, sukses gagal, kaya miskin, kenyang laper, mandi nggak mandi. Simpelnya bikin kita sukses itu, kalo kita masih gagal lakukan saja kebalikan dari apa yang kita lakukan. Kalo mau juara tapi males latian, lakukan kebalikannya. Kalo mau bersih tapi nggak mandi, mandi. Kalo mau sehat tapi nggak olahraga, olahraga. Tapi nggak berlaku untuk semua wahahaha.

Sesungguhnya senang itu mudah asal kita appreciate every little things. Keep it simple!

Bukan penulis ke-9875,
Author.

Let The Story End


Halah dari judulnya udah galau. Tapi ini galau bahagia. Sabtu malem tanggal 15 Juni prom night. Dan aku juga jadi panitia, sie desain eh acara. Mulai mbuat 2 bulan lalu. Sebelom UNAS dan klimaks acaranya hari ini. Dan klimaks dari klimaks acaranya, balon yang terbang ‘sebuah kisah klasik untuk masa depan’. Life is good life is awesome.

Dan ini berjalan seru dan ehm, kenyang. Jenenge wong enom, hamper semua nyanyi bareng di depan panggung wahahaha. Itu jarang. Itu ajaib. Itu menyenangkan. Itu mengangenkan. Konsep YOLO berlaku sekali malam ini. Bukan YOLO, tapi YOSHSO. Iyo, artike dewe, mekso yo ben.

Semacam semua memori keluar semua. Semacam semua ketawa keinget semua. Semacam semua teman begitu sempurna. Semacam ini semua tidak mau berakhir. Semua damai semua senang. Ga ada yang otot bibirnya kaku.

Walaupun nggak semua seangkatan ikut. Nggak apalah mereka punya ‘cara  untuk berpisah’ sendiri. Yang jelas kita masih satu keluarga, smaven 2012, wibhakta XXVII.

Terus mikir, buat apa ya dulunya saling ngotot kalau disini satu otot suara untuk satu lagu yang dinyanyikan bareng. Nggak lemes nggak santai, yang hidupnya serius, yang hidupnya cuntel, semua masukin hati semua dimakan mentah, yang semua ingin berjalan dengan kehendak semestinya. Mungkin itu cara untuk melihat otot yang benar, mencerna kata yang benar. Yang terlebih dulu diolah dan disepoikan angin pantai untuk membuatnya sejuk dan berpasir. Pasire ra masuk sumpah.

Ngapain juga harus  saling rasan-rasan, saling lirik melirik, kalau disini semua satu ketawa. Mungkin itu caranya untuk melihat keindahan. Harus ngrasain dulu air lemon sebelum ngrasain air gula. Selalu ada hal yang perlu untuk dimengerti.

Kalau udah kaya gini rasanya pengen berpelukan satu angkatan. Yang udah nggak satu gedung lagi, yang udah mencar kesana kemari. Dan rindu kebersamaan. Halah galau meneh. Menye tenan. Kalau udah gini terus mbayangin, ketika menjalani kelas mereka yang baru masing-masing dari mereka melihat ke arah luar jendela pagi yang cerah, mengingat sebuah kisah dimasa lalu yang patut untuk dipelajari dan disenyumi. Mereka senyum teringat dan mengakhiri galaunya sambil menyirat ‘ah biarkan itu indah.’

Salam anti galau,
Author.

Saturday, June 9, 2012

Little Candle

"You're my little candle. Who have small light. And will be brighter and brighter". 

Bukan hanya contek diwaktu pagi. Renang sore, renang minggu pagi. Bukan cuma Bimo, Fadhil, Afif, atau semua. Yang pentas seninya solawatan di tengah bangsal. 100 days of school. Tumpeng kuning dan Pak Ridwan. Konflik saling membelakangi. Sapaan dipagi hari. Homoan absen PM. PES di UKS. I called them friends.

Bukan hanya bentak meja bentak kursi bentak mulut. Pulang pagi. Tangis tak mengerti. Cemburu buta. Tatib balkot. Tawa bersambung. Pusing bersambung. Forum sidang pertanggungjawaban. Konflik H-1 pelantikan. Percaya hujan membawa kemenangan. Tidur masal di masjid. Misuh saja misuh saja pas latihan! I called it MPK, OSIS, Kartika.

Bukan hanya jemputan yang terlambat di GOR. Bukan hanya tentang melupakan. Bukan hanya angkringan oranye. Bukan hanya tawa capai di depan Sambas. Bukan hanya bolos. Bukan hanya bohong dan bohong. Bukan hanya pulang pagi. Bukan hanya tangis jelas di depannya. Bukan hanya sendok yang dibengkokkan. Bukan hanya perak yang kuhampiri. Bukan hanya teh dikala pusing disiram hujan. Bukan hanya antaran ke rumah nenek. Bukan hanya semangat diwaktu malam. Bukan hanya Benteng Verdeburg. Bukan hanya ayam ayam. Bukan hanya mempertahankan argumen hingga pagi. Bukan hanya diskusi jambu bertiga. I called them special persons.

Bukan hanya kimia yang menjamur oleh masalah remaja. Bukan hanya tangis yang terluapkan tentang kekhawatiran masa depan. Bukan hanya tentang cara menghargai orang tua. Bukan hanya cara menjadi seseorang. Bukan hanya jagung yang manis menunggu. Bukan tentang pendopo yang coklat. Bukan hanya gorengan hangat. Cerita hingga pagi. I called them best friends.

Bukan hanya suara yang sekejap hilang ketika melompat. Bukan hanya Ali Maksum. Bukan hanya evaluasi. Bukan hanya hujan ke kantor pendaftaran. I called them team.

Tawa. Foto. Cerita. Hangat. Senyum. Mengerti. Tidak mengerti. Khawatir I called them brothers.

Suara yang merintih menggetarkan. Hentakan tegas. Sindiran tajam. Tanya penasaran. Tangis keprihatinan. Tanya kebingungan. Tugas. I called them love.

Hari ini wisuda. Baru benar-benar merasa kehilangan seangkatan. Sebelumnya nggak pernah memikirkan. Sebelumnya sih biasa aja. Ngeliat setiap senyum para pemandu suara. Liat setiap langkah Amna. Ngrasain setiap salim. Liat setiap lensa pengenang. Banyak yang belum keluar dari hati, dan nggak dikeluarin juga. Banyak yang belum sempat terekam, dan nggak mau diabadikan juga. Banyak yang belum terceritakan juga, dan nggak mau dikeluarin juga. Karena yakin, ini bukan akhirnya.

Let the phase end. Forever not for better. Let's give the world some light.

Glory,
Mrs. Thea's Little Candle.

Thursday, June 7, 2012

Lingkaran dan Kotak Itu

Baru post yang bener-bener pertama dari blog baru ini *buka plastiknya*. Jadi ini tentang ava twitter yang aneh yang biasa tak pake.
Cuma kotak dan lingkaran. Analogikan saja kotak itu masalah/ pikiran/ keputusan/ batasan pemikiran. Dan lingkarannya itu pikiran kita.
Ketika ada masalah datang dan membutuhkan keputusan, munculah kotak itu.
Ketika kita mulai memikirkan solusi, lingkaran itu mulai keluar.

Dan kita memikirkan apa yang terbaik untuk kita, dan lingkaran itu membesar.
Dan kita masih mencari apa yang terbaik untuk masalah kita/ keputusan kita. Dan lingkaran itu semakin membesar.
Dan ketika lingkaran itu telah menyentuh kotaknya, itulah saatnya kita mengambil keputusan. karena memang harus ada batasannya. Kalo enggak, galau sampe kapan nggak bakal ketemu keputusannya. Dan tidak semua sisi dari lingkaran bakal menutup kotaknya. Karena memang tidak ada perbuatan yang benar-benar menguntungkan untuk kita, yang bener-bener hanya memberikan kita sisi positifnya. Bagian putih yang kosong itu, resiko yang harus kita ambil.

Jadi, beri batasan, take a risk!

Tough,
Author.

Thursday, May 17, 2012

First Post (Again)

Baru lagi? Iya. Tapi ini beda dari yang sebelum-sebelumnya. Walaupun punya tumblr, beda isilaah. Tumblr buat khas tumblr, kalo ini bener-bener 'aku' tanpa peraturan apapun. Tapi masih terus diperbaiki sampe sekarang. Enjoy!