Monday, June 18, 2012

Let The Story End


Halah dari judulnya udah galau. Tapi ini galau bahagia. Sabtu malem tanggal 15 Juni prom night. Dan aku juga jadi panitia, sie desain eh acara. Mulai mbuat 2 bulan lalu. Sebelom UNAS dan klimaks acaranya hari ini. Dan klimaks dari klimaks acaranya, balon yang terbang ‘sebuah kisah klasik untuk masa depan’. Life is good life is awesome.

Dan ini berjalan seru dan ehm, kenyang. Jenenge wong enom, hamper semua nyanyi bareng di depan panggung wahahaha. Itu jarang. Itu ajaib. Itu menyenangkan. Itu mengangenkan. Konsep YOLO berlaku sekali malam ini. Bukan YOLO, tapi YOSHSO. Iyo, artike dewe, mekso yo ben.

Semacam semua memori keluar semua. Semacam semua ketawa keinget semua. Semacam semua teman begitu sempurna. Semacam ini semua tidak mau berakhir. Semua damai semua senang. Ga ada yang otot bibirnya kaku.

Walaupun nggak semua seangkatan ikut. Nggak apalah mereka punya ‘cara  untuk berpisah’ sendiri. Yang jelas kita masih satu keluarga, smaven 2012, wibhakta XXVII.

Terus mikir, buat apa ya dulunya saling ngotot kalau disini satu otot suara untuk satu lagu yang dinyanyikan bareng. Nggak lemes nggak santai, yang hidupnya serius, yang hidupnya cuntel, semua masukin hati semua dimakan mentah, yang semua ingin berjalan dengan kehendak semestinya. Mungkin itu cara untuk melihat otot yang benar, mencerna kata yang benar. Yang terlebih dulu diolah dan disepoikan angin pantai untuk membuatnya sejuk dan berpasir. Pasire ra masuk sumpah.

Ngapain juga harus  saling rasan-rasan, saling lirik melirik, kalau disini semua satu ketawa. Mungkin itu caranya untuk melihat keindahan. Harus ngrasain dulu air lemon sebelum ngrasain air gula. Selalu ada hal yang perlu untuk dimengerti.

Kalau udah kaya gini rasanya pengen berpelukan satu angkatan. Yang udah nggak satu gedung lagi, yang udah mencar kesana kemari. Dan rindu kebersamaan. Halah galau meneh. Menye tenan. Kalau udah gini terus mbayangin, ketika menjalani kelas mereka yang baru masing-masing dari mereka melihat ke arah luar jendela pagi yang cerah, mengingat sebuah kisah dimasa lalu yang patut untuk dipelajari dan disenyumi. Mereka senyum teringat dan mengakhiri galaunya sambil menyirat ‘ah biarkan itu indah.’

Salam anti galau,
Author.

No comments:

Post a Comment