Saturday, June 9, 2012

Little Candle

"You're my little candle. Who have small light. And will be brighter and brighter". 

Bukan hanya contek diwaktu pagi. Renang sore, renang minggu pagi. Bukan cuma Bimo, Fadhil, Afif, atau semua. Yang pentas seninya solawatan di tengah bangsal. 100 days of school. Tumpeng kuning dan Pak Ridwan. Konflik saling membelakangi. Sapaan dipagi hari. Homoan absen PM. PES di UKS. I called them friends.

Bukan hanya bentak meja bentak kursi bentak mulut. Pulang pagi. Tangis tak mengerti. Cemburu buta. Tatib balkot. Tawa bersambung. Pusing bersambung. Forum sidang pertanggungjawaban. Konflik H-1 pelantikan. Percaya hujan membawa kemenangan. Tidur masal di masjid. Misuh saja misuh saja pas latihan! I called it MPK, OSIS, Kartika.

Bukan hanya jemputan yang terlambat di GOR. Bukan hanya tentang melupakan. Bukan hanya angkringan oranye. Bukan hanya tawa capai di depan Sambas. Bukan hanya bolos. Bukan hanya bohong dan bohong. Bukan hanya pulang pagi. Bukan hanya tangis jelas di depannya. Bukan hanya sendok yang dibengkokkan. Bukan hanya perak yang kuhampiri. Bukan hanya teh dikala pusing disiram hujan. Bukan hanya antaran ke rumah nenek. Bukan hanya semangat diwaktu malam. Bukan hanya Benteng Verdeburg. Bukan hanya ayam ayam. Bukan hanya mempertahankan argumen hingga pagi. Bukan hanya diskusi jambu bertiga. I called them special persons.

Bukan hanya kimia yang menjamur oleh masalah remaja. Bukan hanya tangis yang terluapkan tentang kekhawatiran masa depan. Bukan hanya tentang cara menghargai orang tua. Bukan hanya cara menjadi seseorang. Bukan hanya jagung yang manis menunggu. Bukan tentang pendopo yang coklat. Bukan hanya gorengan hangat. Cerita hingga pagi. I called them best friends.

Bukan hanya suara yang sekejap hilang ketika melompat. Bukan hanya Ali Maksum. Bukan hanya evaluasi. Bukan hanya hujan ke kantor pendaftaran. I called them team.

Tawa. Foto. Cerita. Hangat. Senyum. Mengerti. Tidak mengerti. Khawatir I called them brothers.

Suara yang merintih menggetarkan. Hentakan tegas. Sindiran tajam. Tanya penasaran. Tangis keprihatinan. Tanya kebingungan. Tugas. I called them love.

Hari ini wisuda. Baru benar-benar merasa kehilangan seangkatan. Sebelumnya nggak pernah memikirkan. Sebelumnya sih biasa aja. Ngeliat setiap senyum para pemandu suara. Liat setiap langkah Amna. Ngrasain setiap salim. Liat setiap lensa pengenang. Banyak yang belum keluar dari hati, dan nggak dikeluarin juga. Banyak yang belum sempat terekam, dan nggak mau diabadikan juga. Banyak yang belum terceritakan juga, dan nggak mau dikeluarin juga. Karena yakin, ini bukan akhirnya.

Let the phase end. Forever not for better. Let's give the world some light.

Glory,
Mrs. Thea's Little Candle.

No comments:

Post a Comment