Sunday, December 20, 2015

Butterflies In My Tummy

Weekend malem gini biasanya dihabisin nonton bola di tv bareng bapak. Dari SD sampe sekarang ga pernah berubah. Dari jaman One Stop Football sampe liatin replay goal dari instagram. Dari jaman jersey masih kombor sampai yang ketat sampai mau kombor lagi. Pernah dari luar kota di cepet-cepetin buat pulang karena ada bola dan ga boleh dilewatin, kekejar. Man's power.

Tapi hari ini acara nobar nggak ada, bola nya ga begitu bagus. Juventus lawan Carpi sama Roma lawan Genoa, bukan barcelona atau liverpool yang jadi kesukaan. Selain itu juga seharian di jalan jogja-magelang-kopeng, jadi emang capek. Akhir-akhir ini emang baru seneng-senengnya pergi bareng sekeluarga sekalipun itu cuma beli donat atau terang bulan, dan hari ini salah satunya.

Keluarga emang lingkungan pertama dan akhir kita, perlu banget dimana merawat keluarga, menengok keluarga, spent time bareng keluarga, karena kalau kamu ada apa-apa yang bakal hadir adalah keluargamu, bukan layar dan keyboard yang nemenin lembur. Katanya. *nohok *kalian baik kok layar dan keyboard *kalian berjasa

The best thing about life is, kamu juga bakal dapet tambahan keluarga suatu saat nanti. The second best thing about life is, kamu boleh memilihnya sendiri. Jadi siapa pilihanmu?

Memilih memang hak mu, tapi hak sepenuhnya tetep ada di Tuhan. Berencana boleh, tapi jangan lupa juga minta yang terbaik. Itu sih hubungan sama yang di atas yah, tapi ya siapa juga yang bisa memastikan besok. Yang perlu dilakukan emang hari ini, di sini, dengan cara saling memberi alasan kenapa kamu harus memilih dia, mungkin?

The third best thing about life is, ketika dua orang sudah saling memberikan alasan kenapa keduanya harus saling memilih setiap harinya, bigger life happens. And butterflies will stay warm in your tummy.

Tuesday, December 1, 2015

A Plate of Dinner

Kampusku adalah salah satu kampus yang ada kuliah jam malamnya. Bahkan katanya sempet ada mahasiswa protes-protes karena kenapa ada kuliah malam udah bayar dan sebagainya apalagi parkiran udah nggak cukup. Kalo aku sih masuk yang santai aja mah yang penting lulus.

Akhir-akhir ini suka waktu cepet banget. Setelah dirasa-rasa kayanya waktu banyak terforsir. Udah jam istirahat tapi masih suka mikir ini itu, udah jam selonjoran nonton bola tapi masih suka inget ini itu. Ketika ngerasa 24 jam itu kurang, pasti ada yang salah nih.

Waktu di semester 7 ini emang udah acak. Jarang banget sekelas sama temen-temen dulu yang kemana-mana bareng berbanyak. Sekarang paling cuma 3-6 orang aja. Bahasannya juga udah tua, KKN, Kuliah Kerja Nikah. Suka inget dulu setiap kuliah nunggu-nunggu buat kumpul dan bandingin hasil tes kepribadian. Suka inget dulu setiap habis ujian nunggu-nunggu sampe keluar semua baru pulang. Suka inget dulu setiap semua udah keluar dari ujian nongkrong lama sambil ngobrol ini itu. Suka inget, ternyata udah mau lulus.

Angkatan di kuliah ini emang beda, dimana tahun angkatan dihitung berdasarkan masuknya, bukan keluar. Keluar SMA angkatan 2012, masuk kuliah angkatan 2012. Salah satu angkatan yang lolos dari kiamat bulan desember, katanya. Dan kelas malem ini, angakatan 2012 cuma 6 orang. Tiga diantaranya aku, Echa, dan Cesa.

Jarang-jarang nih bahas orang diblog.

Karena udah laper bagnet, pulang kuliah malem, aku, Echa, dan Cesa langsung makan nasi goreng sapi di kota baru. Salah satu kenikmatan hujan-hujan dingin makan nasi goreng sapi dan teh anget, bertiga. Obrolannya ringan, receh, remeh. Tapi kami coba kembali mengingat kenapa kami semua ada di sini. Kenapa dia masuk kampus ini, kenapa dia milih ini, kenapa dia milih jogja, kenapa dia nggak teguh sama impiannya tentang idealis yang bener teguh?

Semua hal yang di dunia ini emang turun karena ada maksud. Kenapa dia masuk kampus ini, kenapa dia milih ini, kenapa dia milih jogja, kenapa dia nggak teguh sama impiannya tentang idealis yang bener teguh semua ada jawabannya. Kami nggak tau apa itu dan alasan atau logika dibaliknya. Tapi satu yang kami tau, kalau dia nggak melakukan pilihan ini dulu, kami nggak akan ketemu.

Banyak. Banyak pengalaman pelajaran yang berusaha aku inget lagi di jalan sepulang makan malam. Dari mulai taruhan berani maju di kelas, setiap baris depan yang dihindari, setiap jalan yang dilewati, setiap hujan yang menari, dan setiap senyum yang berganti.

Nggak ada yang lain yang bisa diucapin selain terima kasih. Menjadi pendamping di saat membentuk karakter emang nggak akan terganti. Nggak cuma mereka berdua, banyak orang yang berarti di 4 tahun ini. Untuk semua yang di angkatan 2012, walaupun keluarnya ada yang cepet ada yang entaran, setidaknya satu tahap hidupmu akan terselesaikan. Berbahagialah. Bersyukurlah.

Sekali lagi, terima kasih.

Friday, September 25, 2015

Sweet Talk

Akhir-akhir ini suka banget naik motor jauh (baca: pulang kkn) pake headset sambil dengerin Danilla satu album. Over and over again, nganti tuo. Tapi serius emang paling enak kalo sore-sore diem dengerin musik sambil drive to the sunset.

Beberapa kegiatan akhir-akhir emang suka gesek jadwalnya, dimana prioritas dikontraskan dan ketelitian ditajamkan. Ini salah satu marathon kegiatan yang bareng-bareng terpanjang di masa kuliah, and the good news is tinggal seminggu lagi. Kata Mas Danur kakak angkatan kampus, hidup kaya marathon, jaraknya jauh, mau kenceng tapi cepet cape atau santay tapi pasti nyampe.

Meskipun milih santay tapi pasti nyampe pun ujungnya juga cape. Dan cape bisa bikin overwhelmed yang berujung marah-marah dan melankolis. But it's all normal. Ga ada yang
salah, karena setiap orang punya marah dan sisi melakolisnya, dan hak mereka untuk menggunakannya.

Tapi ketika kamu butuh an extra energy on this marathon, talk you your lovers will be great. Make a warm talk, have a sweet day, and butterflies in you tummy.

Berbahagialah.

Friday, April 24, 2015

Emang Suka Lupa

Ada satu hal yang sangat berbahaya di dunia, ketika kamu berlari begitu kencang, kamu akan tumpul. Maksudnya kaya kamu terlalu belajar, tumpul. Kamu terlalu kerja, tumpul. Kamu terlalu bobok juga pun, tumpul.

Ada salah satu penyebab kenapa kita berlari begitu kencang, karena kita tidak pernah yakin sepenuhnya dengan apa yang kita perbuat. Itulah juga yang membuat joko anwar besar hingga sekarang, dia pernah cerita bahwa karya film pertamanya yang mendapatkan penghargaan adalah hasil proses yang tidak sempurna. Filmnya hanya terambil ¾ karena keterbatasan biaya, pada saat editing juga ternyata file yang diambil rusak dan gambarnya cacat. Setelah itu dia mengedit seadanya hingga berwujud sebuah cerita beralur. Diikutkan awarding, pasrah, menang, mendapatkan award dengan komentar “alur cerita yang menarik dengan edit gambar yang berani”.

Ketika kamu ujianpun, dengan materi yang banyak banget, dan waktu belajar yang terbatas, dan ketika kamu tidak yakin penuh dengan apa yang kamu kerjakan, jangan lupa bahwa kamu punya Tuhan.