Saturday, May 23, 2020

Ramadhan & Bartender

Jogja tu kurangnya satu: live bar. Satu bar panjang, beberapa round table tanpa taplak, panggung yang nggak begitu tinggi, dan momen chill yang bisa bareng-bareng atau sendiri. Aku pernah denger, bartender bisa jadi teman terbaikmu. Nggak semua orang datang ke bar bareng-bareng. Nggak semua orang datang ke bar untuk bersosialisasi dengan banyak orang. Ketika dateng sendiri dan tidak ingin bersosialisasi dengan banyak orang, siapa yang diajak ngobrol? Benar, bartender. Bukan juga tentang curhatnya apa atau interaksinya seintens apa, tapi pertanyaannya: apa yang dia pikiran dan rasakan ketika tau banyak sisi dari orang lain?

Apa kombinasi paling bagus di awal 2020 selain korona dan ramadhan? Korona membuat kita tetap di rumah, ramadhan membuat kita tidak bisa makan. Beban ramadhan tahun ini serasa dua kali lipat. Bukber nggak ada, sahur bareng nggak ada, reuni nggak ada, cuma sahur buka di tempat yang sama dengan orang yang sama.

Seperti bartender, ramadhan kali ini mendengarkan cerita kita yang sedang datang sendiri. Kalau kita datang hanya untuk berkunjung dan tidak membawa cerita, dia menawarkan makanan dan minuman yang sedang ia temukan. Satu dua menu diberikan agar kita merasa tenang. Satu dua menu diberikan untuk kita memahami keadaan. Satu dua menu disajikan agar kita paham dan siap dengan kenyataan. Ramadhan mendengarkan dengan cermat, kadang ia menemukan celah-celah di mana celetukan-celetukan serampangan namun benar bisa masuk. Mungkin ramadhan bisa menjadi bartender langganan. Dengar-dengar dia lahir di arab ya?

Sunday, May 3, 2020

Kalender Korona

Ada satu akun youtube yang sering saya buka dua minggu tiga minggu terakhir. Nama akunnya P'Dhede Ciptamas61. Akun ini menyediakan rekaman lagu-lagu Indonesia medio 1950 dan 1960. Lagu-lagu ini direkam dari piringan hitam. Jadi kita akan menemukan suara kresek-kresek gesekan antara jarum dan pemutarnya. Suasana yang dibangun seperti malam di kota tua, menggunakan bowlling shirt dimasukkan ke dalam chino pants dengan sepatu loafer. Duduk sendiri melihat penyanyi dibawah spotlight warna kuning oranye di atas panggung yang tidak terlalu tinggi, menyanyi menuju sepertiga malam. Mungkin Soe Hok Gie lewat depan live cafe yang sedang kamu kunjungi ini. P'Dhede Ciptamas61 adalah penemuan yang rasanya akan susah untuk ditemukan kalau karantina ini tidak ada.




"Ini adalah waktu, di mana seberapa keras kita berusaha, dapetnya segitu juga", kata teman suatu malam. "Korona menghilangkan mimpi pengusaha, pokoknya aku mau survive aja cukup", tekad seorang teman setelah merekap keuangan bulanan usahanya. Korona merubah banyak hal. Dari proyeksi pembangunan, sequence produksi, sampai pola konsumsi pasar. Seolah manusia yang berencana, korona yang menentukan.

"Kalau ada yin dan ada yang, momen ini adalah momen yin yang warnanya putih. Kalau yang kan kita push, usaha, kalkulasi, berencana. Kalau yin itu refleksi, diam, surrender, dan kontemplasi. Karena udah ga ada yang bisa kita lakuin kecuali itu. Dah surrender udah paling bener", kata seorang teman di ujung telfon jam 11 malam. Korona menyediakan banyak waktu untuk melakukan apapun, lakukanlah apa yang yin lakukan, walaupun hanya semalam.