Thursday, January 3, 2013

Sir Thompson


Hari ini cinta itu kambing hitam. Apa-apa atas nama cinta. Mau ngapain atas nama cinta. Mau membunuh atas nama cinta. Mau demo atas nama cinta. Kadang kalo mentok juga cuma bilang, “kalau udah cinta mau gimana lagi?”

Sudah sejak pertengahan 2012 vespa saya yang biru itu mau bernama. Awalnya terinspirasi dari Jenny-nya Forrest Gump, yang karena bernama Jenny niat cari ikannya masih sama. Cinta lagi. Kalau udah cinta mau gimana lagi? Mulailah cari nama beserta makna blusukannya. Yang kira-kira masuk ketika dipikir kalau nama itu nama teman yang hangat, yang mengerti, peneman siang dan malam. Dari beberapa keluar satu, Caroline. Caroline udah sempat bertetap, tetapi semakin dirasa semakin jenaka. Badan gede cat gelap lampu jumbo bernama wanita, nggak wangun blas.


Vespanya sempat biseksual juga, kalau siang Caroline, kalau malem Bantolo. Kalau siang yangsayangan kemana-mana dianggap kencan, kalau malem brabrobrabro dianggap obrolan tahu bacem teh jahe di angkringan depan sambas. Masih ganjal juga, selain nama malemnya itu mau dikhususkan untuk tahap gandengan yang selanjutnya (matih hahaha), saya nggak rela vespa saya biseks.

Kemudian berbuah nama lagi yang kira-kira berwakil kepada kegedean badan, kemaskulinan catnya, keteguh idealisnya dibalik kesantaiannya jalan, keramahan, dan pengalamannya: Thompson. Kalau dirasa itu namanya itu compact (semacam bodi mobil gitu ya?), padet, dan asli luar negeri. Lebih baik naik vespa, lebih baik mbonceng Sir Thompson. Berkendara dan berbahagialah.

1 comment:

  1. Selalu aja jatuh cinta sama tulisan km Tur :p Eh,blm follow back aku ._.

    ReplyDelete