Wednesday, January 23, 2013

Pulang Malam


Ada beberapa hal yang terhubung dengan kebahagiaan. Salah satu kebahagiaan kecil adalah kesemprot air lembut yang dialirin di atas kepala kita di taman pintar, tapi kalo sengaja masang badan buat disemprot udah nggak seru hehehe.

Satu lagi yang menjadi sumber kebahagiaan saya, tetapi tidak bisa dilakukan setiap hari: pulang malem. Pulang malem disini diatas jam 22:30. Ketika jalan udah sepi dan yang rame cuma café. Kenapa menyenangkan membahagiakan?

Ketika pulang jam segitu udara dingin dan lumayan segar, jarang didapatkan dipagi hari karena banyak diantara nenek-nenek atau kakek-kakek kita yang masih bakar sampah setelah menyapu halaman. Untuk mendapatkan udara segar dipagi hari perlu bangun sebelum nenek-kakek tersebut bangun. Susah ya? Hehehe. Sebenernya udara segarnya juga boongan, wong oksigennya dikit. Tapi sensasinya sama hahaha.

Kedua. Kebanyakan toko sudah tutup dan baru mulai beres-beres mau tutup. Di toko yang sudah tutup, anak dan orang jalanan mulai menggelar selimut mereka dan mulai menggigil tidur. Setelah itu tinggal bertanya saja ‘nikmat Tuhan apa yang akan kamu dustakan?’

Ketiga. Beberapa orang masih sibuk bekerja. Tukang martabak dan tukang delivery order. Mengingatkan kita akan kecintaan pekerjaan (atau mepetnya keadaan?).

Keempat. Bau asap sate yang begitu jernih dari tukang sate dan sate bakarannya.

Kelima. Terwujud kesetiaan. Sering liat sepasang kekasih, biasanya yang lelaki baru saja jemput wanitanya. Lelakinya udah ngantuk sayu masih mau jemput wanitannya. Cih mendayu.

Keenam. The best thing, you can sing sambil teriak-teriak secretly. Kita bisa nyanyi apapun yang kita mau, sekeras apapun, dan jarang orang tau dan peduli! Hahaha.

Tapi beberapa kurang nyamannya, kita harus mengendap-endap di rumah sendiri. Harus waspada tentang sekeliling. Dan ditanya tetangga ‘baru pulang, mas?’

No comments:

Post a Comment