Monday, August 30, 2021

Dalam Tujuh Hari Kan Ku Berikan Engkau Dua Hari

Tujuh hari dalam seminggu, biasanya ada satu sampai dua hari saya dedikasikan untuk tidak ngapa-ngapain. Entah tujuannya apa, yang penting tidak ngapa-ngapain. Paling umum saya lakukan pada akhir pekan. Enak, tidak ngapa-ngapain dilakukan bersama dengan teman-teman yang punya hubungan kerja karena disepakati sebagai hari libur. Tapi kalau akhir pekan sudah diagendakan suatu kegiatan, maka hari tidak ngapa-ngapain digeser ke tengah minggu. Seperti hari tidak ngapa-ngapain minggu lalu, aku lakukan dihari kamis.


"Ini kita chill aja kan ya?" tanyaku memastikan tujuan saya dan seorang teman bertemu. "Weekend ini bakal ada kerjaan dan full push, jadi hari ini aku tidak ingin melakukan apa-apa. Hanya duduk saja." tambahku menyampaikan alasan bertemu.


"Iya chill aja. Kalau kamu full push-nya baru beberapa hari ke depan, aku udah awal minggu kemarin. Hari ini aku juga mau chill aja, mau tone down. Jadi kalau nanti perhatianku ke obrolan agak kendor maaf ya." jawab temanku mengkonfirmasi.


"Bagaimana jika pernikahan itu adalah peristiwa politik?" ternyata chill tidak ngapa-ngapain tidak semudah kelihatannya.


"Kenapa soalnya?"


"Feelings can fade away."


"Apa hubungannya sama peristiwa politik?"


"Karena it's all about compromise and understanding kan? Nyari titik tengah antara kedua sumbu. Titik tengah bisa ditemukan dengan mufakat. Mufakat can be so difficult kalau a lot of emotions involved. So, it's not about love. It's about dealing with people who can be compromised and understanding with."


"Terus gimana seseorang milih seseorang yang lain kalau tidak didasarkan rasa suka?"


"Visi misi?"


"Apakah kamu tau kalau rasa suka itu bisa diperbarui? Iya feelings can fade away, but feelings can be renewed." Kami berdua manggut-manggut.


Weekend yang penuh agenda terlewati, ada sisa satu hari yang bisa digunakan untuk tidak ngapa-ngapain. Diawali berjemur pagi duduk membelakangi matahari sambil bermimpi butter croissant awor yang crunchy dan gurih akan enak kalau dimakan sambil berjemur. Atau soto ya? Rasanya sudah cukup lama tidak sarapan soto di pagi hari apalagi dimakan bersama orang-orang terdekat. Tapi sepertinya soto sudah tidak sespesial dulu. Sejak akses smartphone semakin mudah, momen makan bersama seperti momen yang dingin. Duduk bersama tapi tidak hadir sepenuhnya. Barangkali memang kesempatan memenangkan candy crush hanya terjadi seumur hidup sekali. Atau cuplikan pertandingan sepak bola tadi pagi memang seperti pertandingan hidup dan mati yang mengorbankan harga diri.


"Makan ke luar yuk," diiringi suara langkah kaki yang mendekat. "Tapi jangan sambil main handphone ya?" jawabku berusaha memperbarui rasa cinta.

No comments:

Post a Comment