Wednesday, March 7, 2018

Efek Halo

"Masih inget halo effect?" kami memulai sebuah topik baru. "Masih."

"Aku kasih pertanyaan nih ya, gimana kalau kita suka sama seseorang itu karena kena halo effect aja?"

"Maksudnya?"

"Ya kita suka sama seseorang karena personanya dia. Suka karena konsep kepribadian yang didapatkan dari judgement awal kita tentang orang ini."

"Make sense."

"Kamu tau bagian apa yang terburuk?"

"Apa?"

"Konsep kepribadian itu cuma ada di kepala kita, kita bahkan nggak tau apakah itu bener apa enggak."

"Atau kita yang nggak mau validasi tentang konsep itu bener apa enggak?"

"Dan ketika kita menemukan kalau konsep kita salah, apakah kita mau menerima kalau konsep kita tentang orang ini salah."

"Atau apa?"

"Atau akan ada yang bilang 'kamu berubah'."

"Berubah jadi apa?"

"Power ranger hitam lah, apa lagi?"

"Hahahahaha."

Aa palm kuning datang membawa cangkir kedua, "milo anget pake susu ya tadi."

"Makasih A."

"Terus yang bener itu konsep kepribadian dari sudut pandang yang mana?" Pertanyaan datang kembali.

"Nggak ada, karena konsep kebenaranmu berasal dari kamu, konsep kebenaran orang lain juga berasal dari orang lain, konsep kebenaran yang diyakini netizen juga berasal dari netizen, sedangkan nilai dan frame masing-masing berbeda, akhirnya nilai kebenaran terletak pada orang itu sendiri, bukan pada personalitasnya dan bukan pada pandangan orang atas dirinya."

"Good point."

Kami diam. Satu diantara kami menyeruput milo susu sebelum terlanjur dingin. Mencerna kalimat-kalimat yang barusan kami dengar. Mencoba menata inti-inti dari apa yang kami bicarakan barusan. Mencoba menarik kesimpulan atas dasar nilai dan frame masing-masing. 

"Kamu tau nggak pemain timnas bola sekarang udah ada yang lahir dari tahun 2000an?" Kami berlanjut ke topik selanjutnya.

No comments:

Post a Comment